Berita Jember, Sebanyak 9880 orang guru ngaji yang tersebar di 31 kecamatan menerima bantuan dari Pemkab Jember. Mereka berasal dari 247 desa yang ada dan setiap desa terdiri dari kurang lebih 40 orang guru ngaji. Masing – masing guru ngaji menerima bantuan sebesar Rp 400.000,- , sehingga total bantuan yang diserahkan sekitar Rp 3, 952 Milyar.
Penyerahan bantuan ini sebenarnya telah diberikan secara simbolis oleh Bupati Jember, MZA Djalal saat acara Buka Puasa Bersama di beberapa kecamatan di Jember beberapa waktu lalu. Jadi, saat ini merupakan rangkaian lanjutan agenda yang digelar setiap tahun itu.
“Penyerahan bantuan ini merupakan rangkaian bantuan Bupati Djalal kepada guru ngaji, ustadz, ustadzah dan kiai yang telah didata sebelumnya oleh tim”, kata H. Moch. Rasyad selaku Kasi Agama yang mewakili Kabag Kesra ketika memberikan sambutannya saat penyerahan bantuan di Aula PB. Sudirman, Jum’at (19/09).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa yang merupakan tim pendata adalah perangkat desa setempat, LPPTKA dan Al Ma’arif yang jumlahnya pada tiap desa berbeda-beda tergantung pada unsur kelembagaan yang ada di desa tersebut.
Dan karena pemberian bantuan ini dilakukan setiap tahun, maka dari data yang ada diverifikasi kembali. “Bila tahun lalu telah mendapat bantuan, maka untuk tahun ini tidak mendapat bantuan lagi, sebab untuk memberikan giliran kepada yang lain”, imbuhnya.
Dalam penyerahan bantuan tersebut, Rasyad mengungkapkan bahwa pada dasarnya tidak terdapat kendala yang cukup signifikan. “Hanya saja biasanya ada orang-orang yang memanfaatkan moment ini dengan mengaku-ngaku sebagai guru ngaji setempat agar mendapat bantuan”, katanya.
Bila hal tersebut terjadi, sejauh ini pihaknya dapat mengatasinya dengan cara menolak memberikan bantuan kepada yang bukan berhak. “Kami akan menolak orang yang tidak sesuai dengan data yang ada, biasanya mereka membawa surat kuasa dari orang yang bersangkutan dan beralasan berhalangan hadir karena sebab-sebab tertentu”, katanya menegaskan.
Namun bila ada yang terlanjur menerima bantuan, sedang data mereka tidak sesuai dengan data tim, maka pihaknya akan menelusurinya dan yang bersangkutan harus mengembalikan uang tersebut kepada Bagian Kesra.
Perlu diketahui bahwa penyerahan bantuan tersebut mulai diberikan terhitung sejak tanggal 19 – 27 September mulai pukul 8.30 WIB di Aula PB. Sudirman. Dan setiap harinya bantuan diberikan kepada guru ngaji dari 3-4 kecamatan.
Sebelum acara penyerahan dimulai, Rasyad menyampaikan bahwa pihaknya, khususnya Bupati Djalal mengucapkan rasa terima kasih kepada para guru ngaji yang telah hadir memenuhi undangan Pemkab Jember.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para guru ngaji atas partisipasinya selama ini karena telah membantu pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan atau pengajaran ilmu Al Qur’an untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Namun Bupati juga memohon maaf apabila bantuan ini belum dapat memenuhi harapan para guru ngaji, dengan kata lain jangan melihat nomimal bantuan, akan tetapi hendaknya dilihat dari perhatian Pemkab atau Bupati terhadap guru ngaji yang ada di desa-desa di Kab. Jember”, kata Rasyad di depan hadirin.Pihaknya berharap, ke depan agar para guru ngaji tidak mengurangi partisipasinya dalam membantu pembangunan pemerintah, khususnya di bidang keagamaan. “Sebab, seperti kita ketahui bersama bahwa upaya memperbaiki akhlak dan budi pekerti anak-anak bangsa merupakan tanggung jawab kita semua, khususnya generasi muda di Kab. Jember agar dapat menjadi generasi muda yang Qur’ani”, katanya menandaskan. (*/dn)
Penyerahan bantuan ini sebenarnya telah diberikan secara simbolis oleh Bupati Jember, MZA Djalal saat acara Buka Puasa Bersama di beberapa kecamatan di Jember beberapa waktu lalu. Jadi, saat ini merupakan rangkaian lanjutan agenda yang digelar setiap tahun itu.
“Penyerahan bantuan ini merupakan rangkaian bantuan Bupati Djalal kepada guru ngaji, ustadz, ustadzah dan kiai yang telah didata sebelumnya oleh tim”, kata H. Moch. Rasyad selaku Kasi Agama yang mewakili Kabag Kesra ketika memberikan sambutannya saat penyerahan bantuan di Aula PB. Sudirman, Jum’at (19/09).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa yang merupakan tim pendata adalah perangkat desa setempat, LPPTKA dan Al Ma’arif yang jumlahnya pada tiap desa berbeda-beda tergantung pada unsur kelembagaan yang ada di desa tersebut.
Dan karena pemberian bantuan ini dilakukan setiap tahun, maka dari data yang ada diverifikasi kembali. “Bila tahun lalu telah mendapat bantuan, maka untuk tahun ini tidak mendapat bantuan lagi, sebab untuk memberikan giliran kepada yang lain”, imbuhnya.
Dalam penyerahan bantuan tersebut, Rasyad mengungkapkan bahwa pada dasarnya tidak terdapat kendala yang cukup signifikan. “Hanya saja biasanya ada orang-orang yang memanfaatkan moment ini dengan mengaku-ngaku sebagai guru ngaji setempat agar mendapat bantuan”, katanya.
Bila hal tersebut terjadi, sejauh ini pihaknya dapat mengatasinya dengan cara menolak memberikan bantuan kepada yang bukan berhak. “Kami akan menolak orang yang tidak sesuai dengan data yang ada, biasanya mereka membawa surat kuasa dari orang yang bersangkutan dan beralasan berhalangan hadir karena sebab-sebab tertentu”, katanya menegaskan.
Namun bila ada yang terlanjur menerima bantuan, sedang data mereka tidak sesuai dengan data tim, maka pihaknya akan menelusurinya dan yang bersangkutan harus mengembalikan uang tersebut kepada Bagian Kesra.
Perlu diketahui bahwa penyerahan bantuan tersebut mulai diberikan terhitung sejak tanggal 19 – 27 September mulai pukul 8.30 WIB di Aula PB. Sudirman. Dan setiap harinya bantuan diberikan kepada guru ngaji dari 3-4 kecamatan.
Sebelum acara penyerahan dimulai, Rasyad menyampaikan bahwa pihaknya, khususnya Bupati Djalal mengucapkan rasa terima kasih kepada para guru ngaji yang telah hadir memenuhi undangan Pemkab Jember.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para guru ngaji atas partisipasinya selama ini karena telah membantu pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan atau pengajaran ilmu Al Qur’an untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Namun Bupati juga memohon maaf apabila bantuan ini belum dapat memenuhi harapan para guru ngaji, dengan kata lain jangan melihat nomimal bantuan, akan tetapi hendaknya dilihat dari perhatian Pemkab atau Bupati terhadap guru ngaji yang ada di desa-desa di Kab. Jember”, kata Rasyad di depan hadirin.Pihaknya berharap, ke depan agar para guru ngaji tidak mengurangi partisipasinya dalam membantu pembangunan pemerintah, khususnya di bidang keagamaan. “Sebab, seperti kita ketahui bersama bahwa upaya memperbaiki akhlak dan budi pekerti anak-anak bangsa merupakan tanggung jawab kita semua, khususnya generasi muda di Kab. Jember agar dapat menjadi generasi muda yang Qur’ani”, katanya menandaskan. (*/dn)
1 komentar:
Guru Ngaji termasuk pejuang tanpa tanda jasa, berjuang untuk tegaknya agama Allah. perlu diperhatikan dan dibantu, bisa bantuan materi dan bisa dengan manajemen.
Posting Komentar