Juli 09, 2008

Salah Satu Naiknya Pertumbuhan Ekonomi Jatim, UKM


Sejak krisis ekonomi tahun 1998 Petumbuhan ekonomi di Jawa Timur, minus 16 persen. Namun dalam jangka waktu 1,5 tahun kedepan menjadi pesat pertumbuhan ekonomi di 38 kabupaten/kota menjadi nol persen di Jatim. Demikian yang diungkapkan Gubenur Jatim di hadapan udangan pecanangan BBGRM dan Harganas di Jember.
Semua itu tidak lepas dari meningkatnya pertumbuhan pada sektor pertanian dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Jatim saat membuka pencanagan BBGRM ke V dan Harganas ke 15 di Jember. “Mengucapkan terima kasihnya kepada pelaku UKM, Bupati dan wali kota, tokoh masyarakat, kyai, masyarakat Jawa Timur yang dilakukan secara upaya gotong royong,”ungkap Imam Utomo di Alon-alon Jember kemarin.
Selain itu menurut Gubenur Jawa Timur yang akan mengakhiri masa jabatannya tanggal 26 Agustus mendatang, Di Jatim pada tahun terakhir telah terjadi dapat menekan pertumbuhan jumlah penduduk. “Kalau dulu tercatat 1,3 persen pertumbuhan di Jatim, namun sekarang yang terjadi pertumbuhan 0,68 persen dan itu akan terus ditekan,”tambahnya.
Tidak salah ucapan itu, seperti yang dirasakan oleh salah satunya dari UKM di Jember yang sekarang menjadi binaan dari Dinas Pendidikan Jember. Merasakan pertumbuhan itu setelah beberapa tahun sebagai pengrajin keranjang kayu dari Desa Sumber Pinang Pakusari Jember.
“Lewat sentuhan dan pembinaan dari Dikanas lewat KUB (Kelompok Usaha Bersama) Swaka Anak Negeri, melalui kelompok itu kami bisa mengembangkan usahanya sampai bisa mengekspor produknya ke Bali, Yogyakarta dan di ekspor ke Korea Selatan, Jepang dan Philipina,”papar Penilik PLS Pakusari, Kusairi.
Labih lanjut menurut Penilik PLS Pakusari dengan jumlah produksi sejumlah 50 buah per hari dari berbagai jenis seperti tempat buah, baki, asbak, tempat nasi dan sebagainya berbahan serba kayu. “Itu semua untuk pasarannya selain dalam kota juga luar kota serta beberapa negara tujuan,”cetusnya.
Selama setahun dalam memproduksi beberapa hasil karya KUB di Pakusari diakui oleh Kusairi telah banyak membantu ekonomi warga masyarakatnya. “Betapa tidak, dalam setahun saja dengan kalau sehari bisa memproduksi 50 buah dan perbuah seharga 10-30 ribu per buah maka setahun bisa meraup uang puluhan juta bahkan ratusan juta dalam setahunnya,”paparnya.
Sentuhan pembinaan tidak saja dilakukan berupa pengerjaan secara teknis terkait dengan produk yang dibuat oleh kelompok usaha bersama di Pakusari. “Namun lebih dari itu ada juga sentuhan dana serta bantuan pemikiran pemasaran yang dialami oleh KUB dimanapun,”terang Kusairi.
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Rosidi salah satu pengrajin dari KUB Swaka Anak Negeri ia merasakan sentuhan pembinaannya dari pemerintah lewat program KUB dari DinasPendidikan Jember.
“Secara teknis kami bisa membuat berbagai jenis bentuk kalau dulu hanya satu saja pada jenis membuat baki tapi sekarang dengan bentuk yang unit berkembang membuat tempat buah dan asbak dari kayu yang bisa bongkar pasang,”ujarnya sembari memperagakan membuat tempat buah dihadapan Gubenur dan Bupati Jember. (*/jok)

Tidak ada komentar:

Designer: Douglas Bowman | Dimodifikasi oleh AdiGuna Original Posting Rounders 3 Column