Juli 28, 2008

Lomba Burung Berkicau, Upaya Lestarikan Satwa burung


Salah satu upaya untuk mengembangkan satwa burung di tanah air yang kini mulai terancam kepunahannya, diperlukan upaya dan langkah terobosan dalam pengembangan dan pelestarian satwa, yaitu dengan menambah volume perlombaan burung berkicau dan berkelanjutan setiap tahunnya, “demikian dikatakan Bupati Jember MZA Djalal, ketika membuka Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional 2008 di Alun-alun Kabupaten Jember, Minggu (27/7) kemarin.
Dikatakan Bupati Djalal, lomba burung tingkat nasional selain penting untuk pengembangan satwa itu sendiri, juga ternyata eksesnya sangat luar biasa pada masyarakat, terutama dapat menyerap tenaga kerja dan bisa meningkatkan perekonomian bagi rakyat kecil. "Contohnya, pembuatan sangkar burung dari yang murah sampai yang mahal, dan aksesoris sangkar burung, serta berbagai makanan burung, ini bisa melibatkan dan membutuhkan tenaga kerja dari manusia" ujarnya.
Selain dapat mengembangkan dunia kepariwisataan kata Djalal, lomba burung ternyata juga dapat menghasilkan dan mengembangbiakkan burung-burung yang sudah langka dengan bagus. Seperti di Jawa yang dulu terkenal dengan burung cucak rowonya yang hampir punah, namun sekarang burung cucak rowo, cucak hijau dan cucak lainnya dapat dikembangkan disini, "Maka dari itu, saya sangat mendukung lomba burung berkicau ini untuk dijadwalkan secara rutin tiap tahunnya, “harapnya.
Kepada komunitas burung berkicau, Djalal mengharapkan agar kegiatan lomba burung di masa mendatang perlu peningkatan dan di manajemen secara benar, karena dapat mendatangkan pemasukan uang negara melalui dunia pariwisata baik dari manca negara maupun dari dalam negeri sendiri, meski saat ini sifatnya masih domestik.
Yang tidak kalah penting adalah sebagai upaya melestarikan jenis hewan unggas terutama burung. Menurut Bupati Jember MZA Djalal, dalam kegiatan lomba burung berkicau tingkat nasional ini, panitia mendatangkan kicau mania dari berbagai daerah di Indonesia.
Bupati Jember MZA Djalal hadir bersama Muspida Jember, SekdaKab. Jember Drs. Joewito, para Asisten, Kepala SKPD, Camat dan panitia melihat dari dekat lomba burung berkicau sesaat setelah burung BBJ dilombakan. Dalam kesempatan itu Djalal memberikan bendera sebagai tanda burung favoritnya dan tanda dimulainya perlombaan burung berkicau tingkat nasional tahun 2008 di Kabupaten Jember.
Sementara itu Ketua Panitia Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Tahun 2008, Gus Baikun Purnomo mengatakan maksud dan tujuan lomba untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat perburungan dalam mendukung pembangunan kepariwisataan dan perluasan lapangan kerja di Jember, khususnya usaha mandiri disektor informal.
Selain itu juga untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap satwa piaraan, sekaligus mempererat tali persaudaraan sesama penghobi burung berkicau se Indonesia.
Lomba yang diikuti ribuan kicau mania ini diantaranya berasal dari Jatim, Jateng, Jogjakarta, Jabar, Banten, DKI Jaya, Sumatra, Kalimantan, NTB, Ujung Pandang dan Bali, dengan burung yang dilombakan meliputi berbagai jenis seperti Punglor Merah, Punglor Kembang, Cendet (Pendet), Murai Batu, Cucak Rowo, Cucak Hijau, Tledekan, Biju, Kenari, Kacer, Branjangan, Poksay dan Love Bird.
Dikatakannya siang itu, ribuan ekor burung ikut memeriahkan Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional yang memperebutkan Piala Bupati Cup Tahun 2008, sekaligus untuk mengisi agenda kegiatan Bulan Berkunjung Ke Jember (BBJ) Agustus 2008 di Kabupaten Jember.
Menurut dia, lomba burung berkicau itu sebagai ajang pertemuan bagi pencinta burung berkicau (ocehan). Selama ini, jumlah pemilik dan pencinta burung ocehan amat banyak dan tersebar di berbagai daerah. “Dengan demikian, mereka bisa saling berbagi pengalaman dalam arena perlombaan, “Ujarnya.
Selain itu, lomba juga bertujuan memperkenalkan burung ocehan kepada masyarakat dan meningkatkan pendapatan pedagang burung dan makanan burung. Menurut Gus Baikun, yang tidak kalah penting adalah sebagai upaya melestarikan sejumlah jenis burung tertentu.
Beginilah suasana perlombaan burung kicauan tingkat nasional yang digelar di Alun-alun Kabupaten Jember kemarin siang. Lomba diikuti ribuan kicau mania dan pengemar burung kicauan dari berbagai kota di Jawa, Bali, dan berbagai daerah di Indonesia.
Pada prinsipnya, lanjut Gus Baiqun , hobi ini memberikan nilai positif dan dapat memupuk rasa persatuan dan persahabatan. Tidak saling membeda-bedakan, satu komunitas yang tergabung dalam kicau mania. “Sedangkan jumlah total hadiah yang disediakan sebesar Rp. 140.000.000, untuk semua kelas yang dilombakan, “jelasnya.
Sedangkan Angga peserta dari Bali yang menerjunkan burung kesayangannya Punglor Merah yang diberi nama Napi (dalam bahasa Bali) berarti Apa, mengatakan penilaian lomba meliputi fisik burung, gaya, volume kicauan, irama dan lagu kicauan. "Lomba kicau burung ini selain sebagai hobi bagi para pecinta burung, juga untuk menghilangkan kepenatan atau menjadi hiburan tersendiri bagi warga yang saat ini kondisi ekonomi yang tidak baik" ujar Angga,
Burung-burung yang diikutsertakan dalam lomba ini rata-rata pernah menjuarai berbagai kejuaraan tingkat regional maupun nasional. “Tak heran jika harga satu ekor burung tandingan ini mencapai jutaan rupiah, bahkan bisa menembus harga 300 juta rupiah, tandasnya.
Lomba burung berkicau yang diadakan di Alun-alun Kabupaten Jember itu mampu menyedot ribuan penonton. Mereka terlihat berteriak-teriak memberikan dukungan kepada burung yang dijagokan. (*tot).

Tidak ada komentar:

Designer: Douglas Bowman | Dimodifikasi oleh AdiGuna Original Posting Rounders 3 Column